rss_feed

Desa Sumber Jaya

Jl. Sumber Jaya RT 02
Kecamatan Kintap Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan , Kode Pos 70883
Motto Desa : Sumber Jaya ‘’CERIA” (Cerdas, Inovasi, Sejahtera)

081231260726| 081231260726| mail_outline sumberjaya.sbbv@gmail.com

Perayaan
Hari Guru
  • ABD HANNAN, S,Ag

    Pj. Kepala Desa

    Tidak Ada di Kantor
  • KHAIRUDIN

    Sekretaris Desa

  • NURHAIDA

    Kaur Keuangan

    Tidak Ada di Kantor
  • MARTINAH

    Kaur Umum dan Perencanaan

    Tidak Ada di Kantor
  • EKO WAHYU WIDODO

    Kasi Pemerintahan

    Tidak Ada di Kantor
  • SUYANTO

    Kasi Kesejahteraan dan Pelayanan

    Tidak Ada di Kantor
  • AHMAD PRAYETNO

    Kepala Dusun I

    Tidak Ada di Kantor
  • AHMAD SALIM

    Kepala Dusun II

    Tidak Ada di Kantor
  • HASAN BASRI

    Kepala Dusun III

    Tidak Ada di Kantor
  • HELDA SAFITRI

    STAF KAUR UMUM DAN PERENCANAAN

    Tidak Ada di Kantor
    Login Terakhir:
    23 April 2024 20:30:36
  • LISA INDRIANI

    STAF KASI PEMERINTAHAN

    Tidak Ada di Kantor

settings Pengaturan Layar

Dihimbau bagi semua masyarakat Desa Sumber Jaya yang ingin membuat surat menyurat untuk membawa identitas diri berupa Fotocopy KK sebagai syarat mutlak yang bertujuan untuk memvalidasi dan memastikan semua masyarakat datanya sudah ada di desa   I  Pelayanan publik: hari Senin - Kamis pukul 08.00 - 15.00. Jumat 08.00 - 11.00. I
Bulan Ini
Kelahiran
0 Orang
Kematian
1 Orang
Masuk
2 Orang
Pindah
0 Orang
Bulan Lalu
Kelahiran
0 Orang
Kematian
1 Orang
Masuk
9 Orang
Pindah
2 Orang

0

Hari Ini

21

Kemarin

24

Minggu Ini

44

Bulan Ini

53

Bulan Lalu

732

Tahun Ini

700

Tahun Lalu

5,294

Total
fingerprint
Memaknai “Hari Kemenangan” Perspektif Dungu

26 Mei 2020 06:00:47 1.298 Kali

Penulis  : FAJAR ASSIDIQ,

Kasus positif Covid-19 sudah mencapai lebih dari 22 ribu. Lima ribuan enam ratus lebih di antaranya berhasil sembuh dan seribu tiga ratus lebih lainnya meninggal dunia.

Angka itu barangkali menjadi tren penilaian tersendiri karena jumlah penderita yang berhasil sembuh menyusul jumlah penderita yang meninggal dunia, namun, angka-angka ini tidak lagi dianggap penting oleh, misalnya, penjual angkringan, jamu gendong, nasi pecel, nasi goreng tengah malam. Itu karena, mereka mengalami penurunan pendapatan drastis. Mungkin, mereka bebas dari Covid-19, namun bisa saja mati karena kemiskinan. Hal ini, logis ketika kita mau secara terbuka membuka mata, dalam arti, mana yang lebih mematikan dari virus yang bersifat “pandemik” atau kemiskinan yang bersifat “pandemik.”?

Tunggu dulu, tulisan ini tidak akan membahas kemiskinan sebagai latar belakang masalah, namun melihat jerih-payah masyarakat melawan kemiskinan di tengah kedunguan khalayak banyak.

Pusat-pusat perbelanjaan, khususnya, yang menjual pakaian ramai dikunjungi pengunjung. Hal ini, bisa dilihat dari membludaknya tempat parkiran yang biasanya, dalam beberapa bulan terakhir cenderung sepi.

Dari beberapa keramaian ini, ada beberapa yang paling menyedot perhatian, yakni di Payakumbuh, para pengunjung vis a vis dengan aparat keamanan karena mereka diingatkan untuk tidak membuat keramaian pada salah satu pusat keramaian, meskipun pada akhirnya ada seorang ibu-ibu yang berani membuka blokade dan disebut sebagai provokator perlawanan memberikan klarifikasi (permohonan maaf) setelahnya.

 Kasus dalam setting yang hampir serupa juga terjadi di pusat perbelanjaan yang tidak terlalu besar di Kelurahan Banyumanik, Kecamatan Sumurboto, Semarang, bedanya para pengunjung tidak melakukan hal-hal perlawanan justru “berdamai” karena masing-masing diuntungkan.

Pengunjung mendapatkan barang belanjaan kebutuhannya, aparat keamanan mendapatkan jatah uang keamanan dari individu maupun kelompok kekerasan yang mengamankan daerah tersebut.

Lain halnya dengan penjual angkringan, yang tendanya tidak jauh didirikan dari lokasi tersebut, alih-alih sudah membayar uang keamanan, yang katanya kepada pihak kelurahan sekaligus Satpol PP, meskipun jumlah pembeli yang “ngangkring” tidak terlalu banyak, tetapi justru sering diingatkan untuk tidak terlalu mengundang keramaian. Maksudnya begini, sejak kapan term keramaian itu ditentukan dari banyaknya uang keamanan yang masuk bukan dari banyaknya populasi pada suatu tempat atau wilayah? Hal ini, menjadi kedunguan pertama.

Pada kenyataannya, meramaikan pusat-pusat perbelanjaan memang sudah menjadi budaya di negeri ini di setiap penghujung bulan Ramadhan, sebagai aktivitas mempersiapkan apa-apa yang dibutuhkan untuk menyambut “Hari Kemenangan” dengan lebih percaya diri (pd).

Membeli kue kering, camilan, sirup, pernak-pernik, baju baru dan sebagainya. Baju baru, di antara yang lainnya, barangkali menjadi hal yang paling penting untuk disiapkan. Hal ini, karena baju baru yang paling sering dikaitkan dengan “Hari Kemenang,” menang melawan sumber datangnya dosa dan kembali suci, seperti baru.

Barangkali, karena ada kesamaan term “baru” keduanya dicocokologikan sebagai hal yang sama. Cocokologi dalan memaknai term “baru” dengan baju baru sebagai bagian yang paling melekat dengan “Hari Kemenangan” di masa pandemik seperti sekarang ini, yang menjadi kedunguan kedua.

Hal ini, selain karena korelatif dengan maraknya praktik predatoris ekonomi-politik, seperti yang terjadi di Kelurahan Banyumanik, Kecamatan Sumurboto, Semarang, juga rentan sekali meningkatkan penularan Covid-19. Meskipun belum jelas secara ilmiah dijelaskan penyebab terjadinya jumlah peningkatan kasus positif, yang terjadi beberapa hari lalu yang dalam sehari mencapai hampir seribu, tetapi bisa jadi diasumsikan karena mendadak ramainya pusat-pusat perbelanjaan.

Padahal, pada pertengahan penerapan kebijakan terkait Covid-19, banyak masyarakat yang mengeluh secara ekonomi, tetapi buktinya mampu menyisihkan uang untuk membeli satu-dua-tiga pasang baju, yang misalnya, jika dibandingan harga satu baju (110 ribu) sama dengan 10 kilogram beras.

 “Sudah jatuh tertimpa tangga,” sudah bertahan melawan minimnya pendapatan di tengah pandemik, tetapi justru di penghujung bulan Ramadhan terjadi gelombang kedunguan di tengah-tengah pandemik.

Bagi mereka yang ikut dalam hiruk-pikuk memaknai “Hari Kemenangan” dengan berebut baju baru, mungkin bisa mencurahkan egoistis yang terpendam selama berbulan-bulan lamanya. Namun, setali tiga uang, bukankah itu memperpanjang masa perjuangan melawan kemiskinan, misalnya, yang lazim menimpa penjual angkringan, jamu gendong, nasi pecel, nasi goreng tengah malam karena mengalami penurunan pendapatan drastis?

Dan, jika seperti ini terus entah kapan mata rantai pandemik ini akan berakhir ini di negeri ini, yakin akan berakhir pada minggu pertama atau kedua bulan Juni, seperti yang diramalkan banyak pihak? Menurutku, tidak usah banyak meramal, sudah ada paramater yang konkret, cukup benamkan kedunguan khalayak banyak.

 

Sumber : https://geotimes.co.id/opini/memaknai-hari-kemenangan-perspektif-dungu/

chat
Kiriman Komentar

Pada artikel ini

chat
Kirim Komentar

Untuk artikel ini

person
stay_current_portrait
mail
chat

Prakiraan Cuaca

Gagal menampilkan data.
INFO GEMPA BUMI TERBARU
21-11-2024 jam 12:28:54
Shakemap
6.96 LS ; 107.15 BT
Magnitude 3.0
Kedalaman 5 km
Pusat gempa berada di darat 15 km tenggara Cianjur
Gempa ini dirasakan untuk diteruskan pada masyarakat
Dirasakan III Kec. Cibeber
Sumber : BMKG | Tema DeNatra

account_circle Pemerintah Desa

folder Arsip Artikel


assessment Statistik

map Wilayah Desa

Alamat : Jl. Sumber Jaya RT 02
Desa : Sumber Jaya
Kecamatan : Kintap
Kabupaten : Tanah Laut
Kodepos : 70883
Telepon : 081231260726
No. HP : 081231260726
Email : sumberjaya.sbbv@gmail.com

contacts Media Sosial

assessment Statistik Pengunjung

Hari ini : 658
Kemarin : 970
Total Pengunjung : 2.460.406
Sistem Operasi : Unknown Platform
IP Address : 3.147.86.143
Browser : Mozilla 5.0

message Komentar Terkini

  • person Sri Utami

    date_range 07 Oktober 2024 10:35:14

    Syarat bumdes berbadan hukum [...]
  • person Nurholid

    date_range 23 Agustus 2024 15:21:53

    Semoga bisa lebih baik kedepan [...]
  • person Nurholid

    date_range 21 Agustus 2024 09:14:16

    Siip [...]
  • person Nur holid

    date_range 18 Agustus 2024 06:48:19

    Terima kasih kepada semua masyarakat Desa sumberjaya [...]
  • person Yohan youw

    date_range 21 November 2023 19:52:00

    Sya mau tanya tentan bumdes [...]
  • person HARIYONO

    date_range 02 Oktober 2023 02:48:35

    KEPADA ADMIN MOHON BILA DI BOLEHKAN AGAR KAMI DI BERIKAN [...]
  • person Muhammad Zainul amin

    date_range 27 Juli 2023 05:02:53

    Harapan terbesar untuk para generasi muda,, Adalah [...]
  • person haris

    date_range 05 Maret 2023 12:31:23

    mohon di kirim filenya [...]
  • person nindiyawati

    date_range 01 Maret 2023 14:15:54

    mohon maaf dan terimakasih sebelumnya,,,apakah bsa [...]
  • person Habibi

    date_range 03 Januari 2023 04:48:28

    Bisa minta failnya boss [...]
TRANSPARANSI ANGGARAN
Sumber Data : Siskeudes
insert_chart
APBDesa 2023 Pelaksanaan

Realisasi | Anggaran

Pendapatan Desa
Rp. 1.802.888.968,00 | Rp. 1.802.955.715,00
100 %
Belanja Desa
Rp. 1.815.566.268,00 | Rp. 1.971.512.416,00
92.09 %
Pembiayaan Desa
Rp. 0,00 | Rp. 168.556.701,00
0 %
insert_chart
APBDesa 2023 Pendapatan

Realisasi | Anggaran

Dana Desa
Rp. 771.250.000,00 | Rp. 771.250.000,00
100 %
Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi
Rp. 36.325.418,00 | Rp. 36.325.418,00
100 %
Alokasi Dana Desa
Rp. 992.410.297,00 | Rp. 992.410.297,00
100 %
Bunga Bank
Rp. 1.933.253,00 | Rp. 2.000.000,00
96.66 %
Lain-Lain Pendapatan Desa Yang Sah
Rp. 970.000,00 | Rp. 970.000,00
100 %
insert_chart
APBDesa 2023 Pembelanjaan

Realisasi | Anggaran

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa
Rp. 884.805.260,00 | Rp. 936.677.719,00
94.46 %
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
Rp. 585.991.008,00 | Rp. 674.853.447,00
86.83 %
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa
Rp. 17.600.000,00 | Rp. 23.025.000,00
76.44 %
Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa
Rp. 195.120.000,00 | Rp. 202.280.000,00
96.46 %
Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa
Rp. 132.050.000,00 | Rp. 134.676.250,00
98.05 %